Kumpulan Artikel | Seputar Informasi | Media Terkini | Tips dan Trik

Minggu, 23 Juni 2013

Definisi Agama Katolik

| Minggu, 23 Juni 2013
Definisi Agama Katolik. Katolik merupakan salah satu agama yang cukup terkenal di seluruh dunia. Agama katolik didirikan pada Abad Pertengahan dan bentuknya tidaklah sama dengan agama Kristen dan berebeda dengan denominasi lainnya. Praktik ritual Katolik sangat ketat dan masih mempertahankan struktur gereja lewat sebuah bentuk struktural yang sangat mapan.

Sejarah Agama Katolik
Sepanjang awal sejarah agama Kristen pada milenium pertama Masehi, gereja mengalami banyak konflik terkait dengan kepemimpinan dan juga jemaat. Tapi, tak sampai memasuki abad ke-11, sengketa berakhir dengan perpecahan. Pada 1054, kelompok Barat Kristen memisahkan diri dari Timur. Perpecahan ini dikenal dengan istilah “Skisma Besar” yang akhirnya memunculkan Gereja Ortodoks Timur serta Gereja Katolik Roma.

Gereja Katolik telah mengajarkan bahwa Tuhan Yesus menginstitusikan sekitar tujuh sakramen, tak lebih dan tak juga kurang, baik itu menurut kitab suci ataupun tradisi sejarah serta sejarah gereja. Sementara itu, sakramen yang sudah diakui oleh Gereja Katolik Roma adalah sebagai berikut.
  1. Baptis
  2. pengakuan dosa
  3. Ekaristi
  4. penguatan/krisma
  5. Imamat
  6. pernikahan
  7. pengurapan orang sakit
Di dalam ajaran agama Katolik, sakramen dianggap sebagai berkat penyelamatan khusus yang diwariskan kepada gereja oleh Yesus Kristus. Sementara itu, Santo Agustinus berpendapat bahwa sakramen itu adalah tanda terlihat dari rahmat Allah yang tak terlihat.

Katolik dapat dikatakan sebagai kelompok agama terbesar di seluruh dunia dengan lebih dari 1 miliar penganut. Jumlah penganut ini adalah seperenam dari jumlah penduduk dunia. Umat Katolik banyak ditemukan di seluruh wilayah Eropa Barat dan juga Amerika yang banyak juga dipengaruhi dari Italia serta Amerika Latin.

Di Indonesia, penyebaran ajaran Katolik telah dimulai saat Portugis datang. Penyebaran agama Katolik di Indonesia dilakukan oleh sejumlah misionaris pada abad ke-16 dan abad ke-17, yaitu di Maluku dan Flores. Sementara itu, di Pulau Jawa, kepercayaan ini masuk pada era pemerintahan Herman Willem Daendels pada abad ke-19 di Batavia.

Pada saat itu, gereja pertama dibangun pada 1807 dan ini diakui oleh Vatikan. Saat ini, penduduk Indonesia yang menganut Katolik diperkirakan berjumlah 7.380.203 orang atau sekitar 3,05% dari total populasi di Indonesia.

Sebuah studi tahunan yang dilakukan oleh Status Global Misi menyimpulkan bahwa pada masa millenium pertama ini orang yang tak percaya pada agama berkurang sekitar 2.700.000 anggota, ateis akan kehilangan sekitar 1 juta, serta sekitar 370 ribu anggota masih tetap setia. Sementara itu, agama Katolik tumbuh dengan rata-rata per hari adalah sekitar 34.000 orang. Lalu, agama Islam memperoleh pengikut baru sekitar 79.000 per hari dan agama Hindu sekitar 37.000 pengikut.

Sejak 2000 sampai 2011, individu berkategori “tidak beragama” berkurang sekitar 700 anggota per harinya, sedangkan kelompok ateis akan berkurang pengikutnya sekitar 300 orang per hari. Angka-angka tersebut diterbitkan oleh biro Analisis Digital.

Bila membandingkan jumlah angka pada saat ini dengan jumlah angka pada 1970 atau jika dilihat dalam jangka waktu 40 tahun lebih, adanya peningkatan revolusi seksual yang terjadi di dunia barat serta dari ateisme komunis di Eropa Timur, kelompok ateisme sudah kehilangan sekitar 28 juta pengikut.

Di sisi lain, dengan hancurnya rezim komunis, maka ada banyak individu, khususnya di negara-negara Eropa Timur, menyatakan diri sebagai golongan ateis, baik itu karena alasan budaya ataupun kepentingan politik. Perlu diketahui bahwa ateisme negara itu banyak disukai oleh berbagai rezim.

Seni rupa di dalam ajaran Katolik itu meliputi seluruh kumpulan karya visual yang diciptakan sebagai sebuah upaya untuk menunjang, menggambarkan, serta melukiskan ajaran-ajaran Gereja Katolik Roma ke dalam bentuk yang dapat dicerna. Karya-karya tersebut termasuk juga karya lukis, ukir, karya logam, mosaik, jahitan, dan arsitektur.

Kesenian agama Katolik memiliki peranan cukup penting dalam sejarah dan juga perkembangan kesenian dunia barat sejak abad ke-4 Masehi. Tema terpenting dalam kesenian ini yaitu masa kehidupan Yesus Kristus, termasuk pula di dalamnya masa kehidupan murid-murid Yesus, orang-orang suci (santo atau santa), serta berbagai peristiwa Perjanjian Lama yang berasal dari kebudayaan Yahudi.

1. Romanesko
Romanesko adalah sebuah kesenian yang sudah lama didahului oleh zaman Pra-Romanesko. Kesenian ini mulai berkembang di Eropa Barat sejak 1000 Masehi sampai lahirnya gaya Gothik. Bangunan gereja biasanya ditandai lewat peningkatan ukuran tinggi serta ukuran total bangunan.
Atap-atap berkubah ditopang dengan tembok-tembok batu tebal, pilar-pilar sangat besar, dan juga lengkungan-lengkungan sempurna. Sementara itu, suasana di dalamnya yang cukup gelap menjadi terang dengan lukisan-lukisan bertema Yesus, Maria, dan para orang suci. Lukisan-lukisan tersebut sering dilukiskan sesuai dengan model gaya Byzantium.

2. Kesenian Gothik
Kesenian bernama Gothik ini tercipta pada pertengahan abad ke-12 di Perancis. Bangunan besar pertama yang berdesain Gothik adalah Basilika Saint-Denis. Bangunan bergaya Gothik ini dibangun oleh Biarawan Kepala Suger. Sementara itu, ordo-ordo biarawan yang terbilang baru, khususnya para biarawan Carthusian dan Cistercian, dikenal sebagai pembangun penting. Mereka telah mengembangkan gaya-gaya khas dan berbeda yang selanjutnya disebarkan ke seluruh wilayah Eropa.

3. Kesenian Renaissans
Kesenian Renaissans muncul karena secara besar-besaran dipengaruhi oleh adanya atau “kelahiran kembali” ketertarikan seputar bidang seni dan juga budaya antik atau klasik. Pada awalnya, kesenian ini berfungsi melanjutkan gaya-gaya dari masa sebelumnya tanpa adanya perubahan yang sangat berarti.
Kesenian Renaissans hanya memakai busana serta latar belakang arsitektur yang bergaya klasik dan semuanya ternyata cocok sekali untuk berbagai tema Perjanjian Baru. Tapi, punahnya intensitas keagamaan jelas sekali terlihat pada berbagai lukisan kerohanian dari Era Renaissans Awal.

Berbagai lukisan dinding yang terkenal di dalam Kapel Tornabuoni karya Domenico Ghirlandaio terlihat jelas menggambarkan secara detail keadaan kota yang kaya raya. Penggambaran ini justru lebih dominan dari tema-tema utama mereka, yaitu “Kehidupan Sang Perawan” dan “Kehidupan Santo Yohanes Pembaptis”.
Sementara itu, kumpulan lukisan dinding lainnya di Kapel Magi karya Benozzo Gozzoli lebih cenderung bertema sebuah perayaan status keluarga Medici daripada tema “Kehadiran Sang Magi”. Kedua contoh yang masih memakai busana kontemporer tersebut berasal dari Florence, pusat zaman Renaissans Awal.

Wilayah ini pun merupakan tempat penginjil ordo Dominikan bernama Savonarola melakukan aksi serangannya terhadap keduniawian hidup serta seni para penduduk kota itu. Puncaknya, terjadi sebuah peristiwa yang dikenal dengan sebutan “Api Unggun Keangkuhan” pada 1497.

Para penginjil yang lain sebenarnya sudah melakukan hal serupa selama bertahun-tahun, tetapi dalam skala lebih kecil. Selain itu, ada beberapa seniman di era Renaissans Awal seperti misalnya Fra Angelico dan Botticelli yang taat sekali kepada ajaran agama. Tapi sayang, ada juga yang terjebak masuk ke dalam kelompok yang dimusuhi oleh Savonarola seperti Botticelli.

4. Konsili Trento
Setelah habisnya era 1520, lukisan Italia, kecuali karya-karya seni dari Venice, berkembang sebagai aliran Mannerisme, sebuah gaya yang dianggap sulit sekali dan berupaya memberikan pengaruh sangat mendalam. Hal ini memunculkan kekhawatiran dari pihak pejabat gereja, sebab karya-karya tersebut kurang mempunyai daya tarik bagi sebagian besar masyarakat.

Adanya tekanan dari pihak Gereja untuk membatasai gambaran-gambaran keagamaan setidaknya memengaruhi karya seni pada masa itu, yaitu sejak era 1530-an dan berakhir dengan keluarnya dekrit pada bagian akhir Konsili Trento pada 1563. Dalam hal ini, termasuk juga di dalamnya kalimat-kalimat pendek serta tak jelas yang mengulas seputar gambar-gambar religius. Hal tersebut berpengaruh sekali terhadap perkembangan kesenian Katolik.

Sebelumnya, konsili-konsili Katolik hampir tak pernah merasa perlu untuk menginformasikan posisi gereja secara terbuka tentang hal-hal tersebut. berbeda dengan gereja-gereja Ortodoks Timur yang sudah berulang kali mengatur berbagai jenis gambar religius tertentu.

Related Posts